Saturday, April 7, 2012

“Hadits tentang Perbuatan Dosa-Dosa Besar”



MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hadis Aqidah

Dosen pengampu:
Drs. H. Khotib, M.Ag.
196906082005011003
Oleh
Damayanti Anggi Resta     E82211046
Nur Hairunnisa’        E82211042
Saidatur Rohmah        E72211038

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2012

A.    Pendahuluan

Setiap perbuatan yang menyalahi peraturan pastilah akan membawa suatu kesengsaraan bagi orang tersebut dan bagi lingkungannya.  Dalam islam dinamakan sebagai suatu dosa baik itu dengan Allah, sesama manusia, atau lingkungan. Arti dari dosa sendiri yaitu suatu perbuatan yang menyalahi hukum islam dan nantinya akan mendapat balasannya.
Terdapat dua macam dosa yaitu dosa kecil dan dosa besar. Dosa kecil adalah setiap perbuatan yang tak ada aturan hukuman hadnya di dunia ini begitu juga di akhirat. Sedangkan dosa besar adalah setiap dosa kecil yang dilakukan secara terus menerus. Walaupun begitu baik itu dosa besar ataupun dosa kecil pastilah akan menimbulkan suatu pengaruh negatif dan menimbulkan kesengsaraan.
Al-Qur’an mengistilahkan perbuatan dosa yang mengakibatkan turunnya siksaan Tuhan dengan istilah yang berbeda dan bermacam-macam yaitu:

1.    Al-Khatiah (penyelewengan)
2.    Adzadzanb (perbuatan salah)
3.    As-sayyiah (perbuatan jelek)
4.    Al-itsm (perbuatan dosa)
5.    Al-fusuq (fasik)
6.    Al-‘ishyan (maksiat)
7.    Al-‘utuw (sombong)
8.    Al-fasad (perbuatan merusak).


B.    Hadits mengenai dosa besar

حديث ابى بكرة قال : قال النبى صلى الله عليه وسلم الا انبئكم باكبر الكبائر ثلاثا, قالو: بلى يا رسول الله, قال الاءشراك بالله وعقوق الوالدين وجلس وكان متكئا, فقال الا وقول الزور قال فما زال يكررها حتى قلنا ليته سكت
Artinya:
“Abu bakrah r.a berkata: Nabi saw bersabda: sukakah aku beritahukan kepadamu sebesar dosa-dosa yang besar? Pertanyaan ini diulang tiga kali. Jawab sahabat: baiklah ya Rasulullah. Maka sabda Nabi saw: 1. Syirik mempersekutukan Allah 2. Durhaka terhadap kedua ayah bunda. Nabi saw tadinya menyandar tiba-tiba duduk dan bersabda 3. Ingatlah, dan kata-kata dusta, tipuan. Lalu mengulang yang ketiga ini beberapa kali sehingga kami (sahabat) berkata: semoga berhenti (diam).” (Bukhori-Muslim)

الا انبئكم باكبر الكبائر ثلاثا: الاشراك بالله. وعقوق الوالدين وشهادة الزور. رواه مسلم
Artinya:
Ingatlah, aku hendak menceritakan kepada kalian tentang dosa-dosa yang paling besar – beliau mengulanginya tiga kali yaitu: syirik (menyekutukan Allah), menyakiti kedua orangtua, dan membuat kesaksian palsu atau perkataan palsu. (HR. Muslim)

Ayat Al-Qur’an yang juga membahas mengenai syirik atau menyekutukan Allah yaitu:

لا تشرك بالله ان الشرك لظلم عظيم (لقمان-۱۳)
Artinya:
“Janganlah engkau menyukutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah itu aniaya yang amat besar”.

Sebagai penjelas dalam Al-Qur’an mengenai berbuat baik kepada orangtua terdapat Al-Qur’an surat Al-Ahqaaf ayat 15 yang berbunyi:

ووصينا الانسان بوالديه احسانا حملته امه كرها ووضعته كرها وحمله وفصله ثلثون شهرا

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandung dengan susah payah (pula), mengandungnya sampai menyapihnya adalah 30 bulan.” (QS. Al-Ahqaaf: 15)

بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَبَائِرُ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَالْيَمِينُ الْغَمُوسُ
“Telah bercerita pada kami Muhammad bin Muqatil, an Nadhr menginformasikan pada kami, Syu’bah bercerita pada kami, Firas bercerita pada kami seraya berkata: Aku mendengar dari Syu’bah dari Abdullah bin ‘Amr dari Nabi SAW, beliau bersabda: Adapun yang dimaksud dengan dosa-dosa besar diantaranya adalah menyekutukan Allah, mendurhakai orang tua, membunuh, dan mengumbar janji palsu.” (HR. Bukhari) 
Ibnu Hajar dalam kitabnya “Fathul Bari fi Syarhi Shahih Bukhari” menjelaskan bahwa hadis yang diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin ‘Amr bin al ‘Ash yang berunyi....الْكَبَائِرُ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ pada jalur sanad perawi yang bernama Syaiban dari Firas, awal lafadznya adalah " جاء أعرابي إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال : يا رسول الله ما الكبائر ". yang kemudian dari pertanyaan ini Rasul menjawab “Dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka pada kedua orang tua, membunuh (tanpa haq) dan janji palsu ”. Dari sini dapat diketahui bahwa munculnya hadis tersebut dilatarbelakangi oleh kedatangan seorang Badui kepada Rasulullah yang menanyakan akan perihal dosa besar.
Sedang dalam riwayat lain yakni riwayat Ghandar dari Syu’bah disebutkan “Yang dimaksudkan dengan dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, atau janji palsu.” Sedang dalam riwayat Muadz bin Muadz dari Syu’bah disebutkan “Bahwa yang dimaksudkan dengan dosa besar adalah menyekutukan Allah, janji palsu, durhaka pada kedua orang tua, atau membunuh”. Adapun dalam riwayat Syaiban disana dijelaskan bahwa antara Syirik, durhaka pada kedua orang tua, dan janji palsu, dengan tanpa menyebutkan membunuh, masing-masing lafadz tersebut dipisahkan dengan menggunakan kata penghubung ثمّ yang menunjukkan tingkatan, dengan artian bahwa urutan dosa yang paling besar pertama kali adalah Syirik kemudian durhaka kepada kedua orang tua kemudian janji palsu, selain itu terdapat pula tambahan lafadz yang artinya: “ Apa yang dimaksudkan dengan janji palsu?? ” Rasul menjawab: ”Menghilangkan harta benda seorang muslim dengan jalan dusta” yang maksudnya menjanjikan suatu keuntungan kepada muslim lain dimana hal tersebut mengakibatkan hilangnya sebagian harta si muslim tersebut”.
Sedangkan dalam hadis riwayat Tirmidzi dari Unais yang berkenaan dengan dosa besar, disana disebutkan juga bahwa janji palsu termasuk dalam dosa besar. Adapun mengenai hukuman orang yang sering mengumbar janji palsu para jumhur {ulama} sepakat bahwa ia (orang yang telah berjanji palsu) tidak dikenakan kafarat, hal ini sama halnya dengan syirik, durhaka, dan membunuh yang mana kesemuanya juga tidak dikenakan kafarat, akan tetapi bagi orang yang ingin terlepas dari dosa tersebut, wajib baginya bertaubat, yaitu dengan “Taubatan Nasuhah” dan dikhususkan bagi orang yang telah melakukan pembunuhan dengan sengaja maka baginya di kenakan Qishas.

C.    Kesimpulan

Dari hadits diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan yang termasuk dosa besar yaitu 1. Syirik mempersutukan Allah 2. Durhaka terhadap kedua ayah bunda 3. kata-kata dusta, tipuan. Sedangkan dalam riwayat hadits yang lain ditambah dengan perbuatan membunuh.
Walaupun begitu yang namanya dosa besar adalah suatu perbuatan yang dosa kecil yang dilakukan secara terus menerus. Dan nantinya akan mendapatkan balasan baik itu di akhirat maupun didunia.

“Hadits tentang Perbuatan Dosa-Dosa Besar”
“Hadits tentang Perbuatan Dosa-Dosa Besar”
“Hadits tentang Perbuatan Dosa-Dosa Besar”
“Hadits tentang Perbuatan Dosa-Dosa Besar”
“Hadits tentang Perbuatan Dosa-Dosa Besar”
“Hadits tentang Perbuatan Dosa-Dosa Besar”
“Hadits tentang Perbuatan Dosa-Dosa Besar”
“Hadits tentang Perbuatan Dosa-Dosa Besar”
“Hadits tentang Perbuatan Dosa-Dosa Besar”
Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. 1996. Dosa Dalam Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
Abdul Baqi, Muhammad Fuad. 1996. Al-Lu’ Lu’ Wal Marjan. Surabaya: Bina Ilmu.
Muhiin. 2002. HADITS-HADITS HUKUM. Jogyakarta: Pustaka Pelajar  Dan Lesiska.
Asy-syafi’I An-Nabawi, Syekh Ahmad. 2007. Terjemahan Riyadus Shalihin.  Arkola.
Al-Faqih Abu Laits Samaraqandi. Penerjemah Abu Imam Taqyuddin. Tanbihul Hafilin.

No comments:

Post a Comment