Saturday, April 21, 2012

emo new 2

emo emo emo emo emo emo emo emo

Thursday, April 19, 2012

The characteristics of 4 caliphs


The characteristics of 4 caliphs

- Caliph elected by the individuals
- The rule of consensus
- The mandate of treasury
- The concept of governance mandate
- the ability law
- Government while not tribal fanaticism
- Theodemokrasi soul.

Tuesday, April 10, 2012

6 method of the Prophet Muhammad taught and shaped the supply of Islamic law


6 method of the Prophet Muhammad taught and shaped the supply of Islamic law

6 method of the Prophet Muhammad taught and shaped the supply of Islamic law
a. informative rationalization is expressed by the outline 

6 method of the Prophet Muhammad taught and shaped the supply of Islamic law
b. Dialogic is to try to to a matter and answer on to the companions 

6 method of the Prophet Muhammad taught and shaped the supply of Islamic law
c. the pilot found out the tough activity expressed by the statement 

d. correspondence is to clarify to the Islamic Shari'ah is strategically located in remote 

6 method of the Prophet Muhammad taught and shaped the supply of Islamic law
e. the integrative combination of varied issues of the outline.
6 method of the Prophet Muhammad taught and shaped the supply of Islamic law

emo lover

emo

emo


emo


emo

Istishlah


Istishlah

Istishlah
Other terms of istishlah is mashlahah mursalah. consistent with the language, outlined as a shot istishlah legal determination primarily based on kindness. goodness isn't shown explicitly within the Qur'an, Sunnah, and ijma '. however goodness isn't incompatible with Shariah. Maliki madhhab using it as an argument, whereas colleges zhahiri, Shi'ite, and because the Mu'tazilites rejected. istishlah use should meet many necessities, among others, isn't measured by mere allegations, general nature, not the individual, not contrary to the arguments of temperament 'to another, and practiced in a very condition that needs.
Istishlah

studi al-qur'an

A.    SEJARAH   SINGKAT  AL-QUR’AN
Al-Qur’an adalah kitab suci yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat zibril. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT sebagai petunjuk bagi umat manusia, banyak sekali isi kandungan dari Al-Qur’an tersebut.  Sebelum kita membahas tentang isi kandungan dari Al-Qur’an, kita harus lebih dahulu mengerti tentang sejarah dari Al-Qur’an tersebut. Al-Qur’anul karim adalah mukzizat islam yang kekal dan mukzizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur’an diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad saw. Untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus (khalil,manna:1)
Kata Al-Qur’an yang berarti artinya adalah bacaan, merupakan kalam Allah yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Kalam Allah yang diwaahyukan kepada Nabi-Nabi selain Nabi Muhammad saw tidak dinamai dengan Al-Qur’an, seperti kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa kitab tersebut diberi nama Taurat, kitab yang telah di turunkan kepada Nabi Daud diberi nama dengan Zabur, dan kitab yang diturunkan kepada Nabi Isa adalah kitab injil (jaih,mubarok:69). Apabila dilihat dari proses sejarahnya dan pewahyuan Al-Qur’an tidak diturunkan secara sekaligus, tetapi melalui tahap-tahapan tertentu secara periodik, sedikit demi sedikit dan ayat demi ayat. Hikmah pemwahyuan seperti ini adalah memberikan suatu pengetahuan dan manfaat serta pemahaman bahwa setiap ayat Al-Qur’an itu bemberikan suatu makna. Sebagaian dari ayat Al-Qur’an itu merupakan suatu jawaban dari berbagai persoalan hidup yang melanda kehidupan umat manusia (Atang,hakim: 73). Allah menjamin bahwa Al-Qur’an dipelihara dengan sebaik-baiknya dengan firmannya.

 “ Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan kami benar-benar memeliharanya (QS. Al-Hijr 15). Demikianlah kedudukan Al-Qur’an sebagai firman Allah,
 Al-Qur’an bukanlah cipataan Nabi Muhammad, melainkan Al-Qur’an dipelihara oleh Allah dan yang memwahyukannya. Dalam proses penurununan Al-Qur’an itu tidak langsung diturunkan secara keseluruhan, tapi sedikit demi sedikit karena agar Al-Qur’an lebih mudah dimengerti dan di laksanakan karena apabila diturunkan sekaligus seseorang akan sulit dan enggang untuk melaksanakannya karena terlalu banyaknya.
Turunnya suatu ayat Al-Qur’an itu adalah sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi. Dengan turunnya Al-Qu’an sedikit demi sedikit itu akan memudah dalam penghafalan, karena pada zaman Nabi dulu orang tidak mempunyai alat tulis dan kertas untuk menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an. Dan di antara ayat-ayatnya ada yang merupakan jawaban daripada pertannyaan atau penolakan suatu pendapat atau perbuatan. Ketika Allah menurununkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad, melalui beberapa cara diantarannya adalah malaikat memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi Muhammad, malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa orang laki-laki dan tidak menampakkan rupannya yg asli, ketika wahyu itu datang pada Nabi Muhammad seperti gemerincingnya lonceng ( jaih,mubarok: 75). Itu merupakan awal dari penurunan Al-Qur’an, dan mengapa sebab adannya Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT. Karena Al-Qur’an berisi tentang kehidupan.
 Kita tau bahwa Qur’an dan al-Kitab lebih populer dari nama-nama yang lain. Dalam hal ini pendapat dari Dr. Muhammad Abdullah Daraz, dinamakan Qur’an karena dia dibaca dengan lisan, dan di namakan al-Kitab karena ditulis dengan pena. Kedua nama ini menunjukkan makna yang sesuai dengan kenyataannya (manna,alkhalil 19). Penamaan Al-Qur’an dengan kedua nama ini memberikan isyarat bahwa selayaknyalah dipelihara dalam bentuk hafalan serta tulisan. Dengan demikian apabila diantara salah satunya ada yang melenceng, maka yang lain akan meluruskannya. Kita dapat menyadarkannya dengan hafalan seseorang dan sesuai dengan tulisan  dari Al-Qur’an.
B.    KANDUNGAN  DARI  AL-QUR’AN
Sekarang kita beralih pada kandungan dari Al-Qur’an, kandungan merupakan isi dari sesuatu. Sebenarnya banyak sekali kandungan dari Al-Qur’an yang bisa kita peroleh, kandungan yang ada pada Al-Qurr’an tersebut telah berisi tentang kehidupan. Dalam kandungan Al-Qur’an pembahasannya cukup banyak dan banyak pendapat-pendapat dari para pakar yang telah mengetahui dan memahaminnya. Kita perlu tau tentang seperti apa kandungan Al-Qur’an itu sebenarnya, karena dengan mengetahui kandungan dari Al-Qur’an tersebut pasti akan menambah wawasan dan pengetahuaan kita tentang Al-Qur’an secara lebih jauh.
Para pakar mempunyai pendapat yang berbeda-beda tapi dari perbedaannya itu bisa saling melengkapi satu dengan yang lainnya, dan dapat menjadikan suatu ilmu pengetahuan yang luar biasa. Begitu hebat dan berartinya kita suci Al-Qur’an banyak kandungan yang ada di dalamnya tentang segi kehidupan. Dengan keistimewaannya Al-Qur’an memecahkan problem-problem kemanusiaan dalam berbagai segi kehidupan, baik rohani, jasmani, sosial, ekonomi maupun politik dengan pemecahan yang bijaksana.
 Pada setiap problem yang ada Al-Qur’an meletakkan sentuhannya yang mujarab dengan dasar-dasar yang umum yang dapat di jadikan landasan untuk langkah-langkah manusia. Dengan demikian Al-Qur’an dapat memperoleh kelayakannya disetiap waktu dan tempat. Allah  berfirman “

 barang siapa yang menggikuti petunjuk-Ku, maka dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa yang berpaling dari peringgatan-Ku, maka sesungguhnya baginnya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta( Taha{20}:123-124).
 Ajaran atau kandungan dari Al-Qur’an begitu luas serta ditujukan kepada umat manusia dalam peri kehidupan bagaimanapun juga, kepada kaum yang masih dalam keadaan primitif atau pun kepada manusia yang telah mencapai peradaban dan kebudayaan yang tinggi. Bagi seorang yang tidak mengindahkan harta maupun bagi seorang usahawan. Ringkasan nya Al-Qur’an diturunkan untuk seluruh golongan masyarakat dan petunjuknya mengikuti segala lapangan kegiatan manusia.
Al-Qur’an adalah sumber petunjuk bagi manusia dalam kehidupannya di dunia ini, agar hidup selamat di dunia dan diakhirat nanti (ali,hasan:101) Allah SWT telah membentangkan dalam Al-Qur’an dan ajaran-ajarannya untuk dipahami dan di pedomani sebagai sumber pembinaan hukum dalam kehidupan manusia di dunia ini. Al-Qur’an menghendaki agar semua  manusia berbuat baik dan berada pada jalan yang benar dan yang diridhoi oleh Allah. Dalam surat Al-Baqarah diterangkan bahwa

 “ kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan di dalamnya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagaian rezki yang kami anugrahkan kepada mereka yang beriman pada kitab Al-Qur’an yang diturunkan sebelum kamu, serta mereka yakin akan adannya kehidupan akhirat ( Al- Baqarah: 2-4).
 Jadi salah satu dari kandungan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa yaitu mereka yang memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Dalam surat Al-Baqarah: 2-4 juga mengandung tiga prinsip diantarannya adalah.
  percaya kepada yang gaib yaitu kepada Allah dan kepada para malaikat, dalam Al-Qur’an menjelaskan tentang keesaan Allah. Karena Allah tidak dampak oleh manusia, maka untuk sekedar mendapat pengertian disebutkan sifat-sifatnya sekalipun pengertiaan itu jauh dari yang sebenarnya kapena tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya.

“ sembahlah ALLAH, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya”(QS. Al-A’raaf: 59).
 Sebagaimana beriman kepada Allah , maka oang harus beriman pula kepada malaikat, karena malaikat termasuk salah satu mahluk gaib yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu, diantarannya menyampaikan wahyu kepada Rasul-Rasulnya, malaikat bertindak sebaai pelantara untuk memperkuat para Nabi dan para muslimin, untuk mendatangkan azab kepada umat Allah yang zalim, menolong dan memintakan ampun pada mereka yang ada di bumi, membantu meningkatkan kehidupan rohaniyah manusia di dunia maupun di akhirat, dengan selalu memberi ilham kepada manusia untuk berbuat baik, dan mencatatat segala perbuatan manusia. Dijelaskan pada surat Al-Baqarah tentang beriman kepada malaikat.

 “ Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadannya dari Tuhan nya demikian (pula) orang-orang yang beriman, semuannya beriman kepada ALLAH, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya (QS. Al-Baqarah : 285). 
    Percaya kepada hari akhir, menurut Al-Qur’an kehidupan akhirat ini adalah lanjutan dari kehidupan yang ada di dunia, barang siapa yang bertaqwa dan mengerjakan amal-amal shaleh di dunia, maka di akhirat akan mendapat pahala dari Allah dan sebaliknya barang siapa yang berbuat jahat di dunia, ia akan mendapat siksaan juga diakhirat, sebagai firman Allah
 

 “ Dan sesungguhnya akan kami rasakan kepada mereka sebagian dari siksaan yang dekat didunia sebelum siksaan yang besar di akhirat, agar mereka kembali kepada jalan yang benar” (QS. As-Sajadah:21). Akhirat itu memang benar adannya, dan kehidupan diakhirat itu sangatlah kekal dan tidak ada bandingannya terhadap kehidupan di dunia ini yang tak seberapa. Dan segala perbuatan kita nantinnya akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
  Mendirikan Shalat, isi dalam kandungan surat Al-Baqarah mendirikan shalat juga merupakan salah satunnya. Shalat menurut Al-Qur’an sendiri adalah sebagai alat untuk mensucikan hati manusia agar dapat berhubungan dengan Allah SWT,sebagai firmannya adalah.
 

” Bacakan apa yang telah diwahyukan kepadamu dari kitab dan dirikan shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar dan sungguh ingat kepada ALLAH adalah lebih besar manfaatnya dan ALLAH mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Ankabut:45).
 Shalat dianggap sebagai hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, dengan mendirikan shalat dapat mempererat hubungan antara manusia dengan Allah karena dengan shalatlah cara kita bisa berinteraksi kepada Allah, dimana kita bisa berkeluh kesah dan mengunggkapkan isih hati kita kepada-Nya. Hikmah yang diperoleh ketika melakukan shalat diantaranya adalah sebagai penyerahan diri kepada Allah, latihan disipline, memberikan ketenangan batin, permohonan kepada Allah, memberikan ketenangan batin.
Kandungan yang berada pada kitab suci Al-Qur’an sangatlah banyak dan bermacam-macam, untuk itu perlu adannya pemahaman tentang kandungannya tersebut, ada pun pokok kandungan Al-Qur’an dalam surat Al-Fatiqah. Dalam surat Al-Fatiqah pokok kandungan yang paling utama adalah sebagai intisari dari keseluruhan kandungan dari Al-Qur’an. Kandungan yang ada pada surat Al-Fatiqah mencakup pesan tauqid, ibadah, dan akhlaq. Ketiga hal tersebut merupakan inti dari ajaran agama islam. Dalam surat Al-Fatiqah telah menjelaskan ketiga pesan utama ajaran islam secara tepat. Ayat 1-4 berbicara tentang tauhid dengan presentase 57,1%, ayat ke 5 berbicara tentang ibadah dengan presentase 14,3%, sedangkan ayat ke 6-7 berbicara tentang akhlaq dengan prosentase 28,6% (Ali,aziz:123). Keunggulan dari surat Al-Fatiqah sangatlah berkaitan dengan kehidupan umat manusia dan ajaran islam. Berikut akan kita jelaskan  tentang tauqid, ibadah, dan akhlaq.  
1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha penyayang.
4. yang menguasai di hari Pembalasan.
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukanlah Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
   Tauqid, merupakan kepercayaan untuk meyakini tentang keesaan Allah bahwa Allah itu esa, tidak beranak dan tidak pula  diperanakkan(choiruddin,hadhiri:20). Dia tempat untuk berlindung dan bergantungnya semua mahluk ciptaan-Nya. Bukti dari keesaan dan kekuasaan Allah terletak pada alam semesta ini. Dan Allah yang telah membentangkan bumi dan seluruh kehidupan di dunia ini. Untuk mengenali dan mempelajari tentang tauqid itu dengan menggunakan hati, penglihatan, dan pendengaran agar kita tidak tersesat dan menjadi orang yang lalai ( Ayat 1-4) .

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. [161] Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya (QS.Al-Baqarah 255).
   Ibadah, merupakan perbuatan untuk menyatakan bukti pada Allah yang di dasari pada ketaatan untuk mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangan-Nya. Ibadah juga berarti sebagai permohonan atau doa untuk menjaga keselamatan dan sebagai ketundukan dan kepatuhan(choiruddin,hadhiri:44).Sesuai dengan firman Allah. ( Ayat 5).

“padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah ALLAH dengan memurnikan kataatan kepadan-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;dan yang demikian itu adalah agama yang lurus” (al-Bayyinah:5). Dalam ibadah terdapat macam-macamnya diantarannya adalah ibadah I’tiqadiyah / keyakinan yaitu bahwa tidak ada Ilahi selain Allah ibadah Qauliyah / ucapan yaitu mengucapkan syahadat dan berzikir kepada Allah dengan sebanyak banyaknya, ibadah Amaliyah / perbuatan yaitu seperti mendirikan shalat, menunaikan zakat, jihad di jalan Allah dan semua perbuatan baik yang dilakukan untuk mencari ridhlo dari Allah

    Akhlaq, yang artinnya adalah budi pekerti, tingkah laku atau tabiat yang dimiliki oleh setiap orang. Menurut pendapat dari Ibrahim Anis (Sholeh,sonhaji.et.al:118) “Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan lahirlah perbuatan-perbuatan, baik atau buruknya tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan .jadi, akhlaq itu muncul dalam diri seseorang secara langsung dan spontan. Sasaran atau pesan akhlaq atau moral adalah hati, didalam hati seseorang tidak ada yang mengetahuinya, sesungguhnya perbuatan manusia yang tampak bersumber dari hatinya yang tersembunyi (Ali,aziz:122). Perbuatan yang jahat itu telah bersumber dari hatinya yang kotor, sebaliknya perbuatan yang terpiji itu telah didorong oleh kesucian hati yang bersih. Hati yang suci bisa mendorong manusia ke jalan yang baik dan dapat membuahkan perbuatan yang lurus. (Ayat 6-7).

dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS. Qalam:4).
Adapula pendapat dari berbagai pakar tentang kandungan dari Al-Qu’ran itu, menurut pendapat sayyaid Ridhla, kandungan Al-Qur’an secara umum diantarannya adalah mencakup tentang(Hasan, Ali:108).
 Akidah dan tauhid, yaitu Al-Qur’an diturunkan sebagai pelurus akidah tauhid manusia.
  Wa’du dan wait (janji dan ancaman), yaitu ALLAH memberikan janji kepada manusia yang telah berbuat baik dan telah beriman akan mendapatkan kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat. Sedangkan bagi mereka yang melanggar perintah Allah dan ketentuan-ketentuannya dengan siksaan berupa kehidupan di dunia dan di akhirat. 
  Ibadat, Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk beribadat sebagai tanda syukur manusia atas nikmat Allah yang telah dikaruniakan-Nya, ada sebagian dari manusia yang telah mengatakan bahwa dirinnya telah beriman tanpa disertai oleh amal ibadah. 
    Jalan dan cara mencapai kebahagian yaitu Al-Qur’an mengandung ajaran hukum yang diperlukan untuk pergaulan hidup orang banyak untuk mencapaik kebahagiaan kehidupan di dunia dan diakhirat.
Menurut suatu Tim yang dulunnya telah dibentuk oleh Departement agama republik indonesi(jaih,mubarok:77). 
   Bahwa pesan-pesan yang telah di kandung oleh Al-Qur’an diantarannya adalah tauhid, ibadah,jalan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, serta riwayat dan cerita tentang sejarah orang-orang terdahulu.
Sedangkan menurut pendapat dari pada Abdul wahab khallafah menyebutkan bahwa isi kandungan dari Al-Qur’an itu sendiri adalah tentang.
Masalah akidah, akidah sendiri merupakan suatu keyakinan atau keimanan. Akidah adalah sisi teoritis yang harus di imani atau diyakini dengan keyakinan yang mantap tanpa keraguan sedikit pun. Ketika seorang ingin membicarakan tentang akidah maka yang menjadi topik pembicaraannya adalah masalah keimanan yang berkaitan dengan rukun iman (iman kepada Allah, malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada para nabi dan rasul, iman kepada hari kiamat, dan iman pada qada dan qadar).
Masalah amaliyah yang mencakup tentang suatu ibadah.
Menurut suatu pendapat dari ‘Fazlur Rahman’ tema pokok kandungan Al-Qur’an secara umum mencakup tentang pembahasan(Ali,Hasan:109)   Tuhan, menurut Al-Qur’an eksitensi Tuhan benar-benar bersifat fungsional, Dia adalah pencipta dan pemelihara alam semesta dan manusia, dan Tuhan lah yang akan memberi petunjuk kepada manusia nantinya(syahminan,zaini:6).Mempercayai adannya Allah termasuk rukun iman. Dengan mengenal Allah maka merupakan suatu syarat untuk memporoleh kebaikan. Dengan firmannya.

 “ ALLAH dengan tegas menyatakan, bahwa manusia tidak akan memperoleh kebaikan kalau tidak beriman kepada-Nya / mengenal-Nya’(QS. Al-Baqarah 177). Dengan kita mengenal Allah maka dapat memberikan kketenangan jiwa, dan memberikan kehidupan yang adil dan makmur. 
Manusia, merupakan makhluk ciptaan Allah, disebutkan bahwa Abbas Mahmud Al-Aqqad dalam bukunnya “Haqaaiqul islam wa abaathilukhushumihi (syahminan,zaini:85) Al-Qur’an memberikan pengertian tentang manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan. Dalam firman-Nya,


“ hai manusia,sembahlah Tuhan mu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu,agar kamu bertaqwa”(QS.Al-Baqarah 21).
Sebagai seorang manusia haruslah mengenal dirinnya sendiri dan orang lain, karena dengan mengenal antara satu dengan yang lainnya mereka akan mengetahui siapa diri mereka sebenarnya. Allah dan rasulnya menyuruh manusia untuk membina manusia lainnya dan anaknya, agar kehidupan manusia semakin meningkat dan maju dan terhindar dari kehinaan di dunia dan di akhirat (syahminan,zaini:88). Nabi Muhammad saw mengatakan, bahwa manusia belumlah sempurna iman mereka atau masuk surga, sebelum mereka saling mencintai. Mencintai manusia hanya dapat dilakukan dengan mengenalnya terlebih dahulu dengan baik. Dengan saling mengenal satu dengan yang lainnya manusia akan memperoleh kebahagiaan dan menjadi sempurna imannya. 
Alam, dalam Al-Qur’an tidak banyak membicaraakan tentang alam semesta. Al-Qur’an mengatakan bahwa alam semesta beserta segala sesuatu yang hendak diciptakan Allah di dalamnya, tercipta hanya dengan firmannya” kun fayakun( jadilah). Oleh karena itu Allah lah pemilik mutlak dari alam semesta dan penguasa alam semesta (ali,hasan:110). Al-Qur’an memerintahkan kepada manusia untuk melestarikan dan menjaga alam semesta, karena itu akan memberikan manfaat nantinya.


. Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".(QS.Yunus 101)

Telah kita bahas bahwa kandungan dari Al-Qur’an itu sangat banyak, dan banyak juga pendapat dari para ahli, disebutkan bahwa kandungan dari Al-Qur’an menurut surat Al-Baqarah adalah bahwa isi pokok kandungannya, seperti percaya kepada yang gaib, percaya kepada hari akhir, dan perintah dalam mendirikan shalat, dan semuannya itu ada di dalam kandungan Al-Qur’an pada surat Al-Baqarah.
Sedangkan kandungan Al-Qur’an pada surat Al-Fatiqah, yang telah menjadi pokok intisari dari kandungan Al-Qur’an diantarannya adalah tentang tauqid, ibadah, dan akhlaq. Ketigannya mempunyai penjelasan dan berkaitan dengan ayat-ayatnya. Kandungan yang ada tersebut sesuai dengan kehidupan manusia dan tahap-tahap yang harus di jalankan sebagai hamba Allah.
Pendapat tentang kandungan Al-Qur’an menurut Sayyid Ridhla, kandungan Al-Qur’an secara umum diantarannya adalah tentang akidah dan tauqid, wadu’dan wait, ibadat, serta jalan untuk mencapai kebahagiaan.
 Pendapat dari Abdul wahab khalafah menyebutkan bahwa isi kandungan Al-Qur’an itu adalah tentang akidah dan masalah amaliyah yang menyakup suatu ibadah atau perbuatan.
Pendapat terakhir dari Fazlur rahman menyebutkan bahwa isi pokok kandungan Al-Qur’an menyangkut tentang Allah, manusia, dan alam. Dalam masing-masing pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kandungan Al-Qur’an secara umum meliputi tentang Tauqid, akidah, dan ibadah. Letak kunci dari semua kehidupan ini berada pada Al-Qur’an. Al-Qur’an mudah dipahami,dihafal, dan sesuai dengan akal pikiran manusia. Al-Qur’an dinyatakan oleh Allah sebagai ruh atau jiwa dan kehidupan serta sebagai cahaya yang dapat meneranggi hamba-hamba Allah untuk melangkah dan menuju jalan yang benar. Al-Qur’an mendirikan kehidupan yang baik, menguatkan jiwa, memberikan jalan pembimbing bagi manusia dan memberikan gerak terhadap segala sesuatu sampai batas waktu akhir (Kaelany:69)




C.    PENUTUP / KESIMPULAN
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang didalamnya telah mengandung petunjuk-petunjuk bagi manusia, Al-Qur’an diturunkan untuk dijadikan peganggan hidup umat manusia, dalam menjalani hidup di dunia untuk menjalani kehidupan di akhirat, tidak hanya diturunkan hanya untuk suatu umat atau suatu abad tertentu tapi untuk seluruh umat mansia dan untuk sepanjang masa seperti luasnya perjalanan hidup manusia. Ajaran nya begitu luas serta ditujukan kepada umat manusia dalam perikehidupan yang bagaimanapun juga. Al-Qur’an merupakan sumber petunjuk bagi manusia dalam hidupnya di dunia ini, Allah SWT telah membentangkan dalam Al-Qur’an petunjuk dan ajaran-Nya untuk dipahami dan dipedomani sebagai sumber pembinaan hukum dalam kehidupan manusia di dunia ini. Dalam Al-Qur’an kandungan yang diperolehnya sangatlah banyak yang berhubungan dengan kehidupan di dunia ini, banyak juga pendapat dari beberapa pakar tentang kandungan Al-Qur’an seperti tentang akidah tauqid, janji dan ancaman, ibadat. Serta kandungan yang diambil dari surat Al-Baqarah seperti tentang percaya kepada yang gaib yaitu Allah dan para malaikat, percaya kepada hari akhir dan perintah untuk mendirikan shalat. Serta kandungan yang ada pada surat Al-Fatiqah yang dianggap sebagai intisari seluruh kandungan yang ada pada Al-Qur’an seperti tentang tauqid, ibadah dan akhlaq. Semuanya sangat berhubungan dengan kehidupan manusia dan Al-Qur’an telah menjadi pokok dasar kehidupan umat manusia yang di dalamnya bisa kita pelajari dan kita ambil arti tentang kehidupan yang sebenarnya dan seperti apa kehidupan yang baik dan yang berada pada jalan Allah. Semuannya yang berada dalam Al-Qur’an sesuai dengan firman-firman Allah SWT. Al-Qur’an selalu menghendaki manusia untuk bersikap baik sekalipun itu kepada orang yang jahat kepadanya, dan Al-Qur’an tidak mengajarkan supaya manusia lalai soal-soal di dunia. Al-Qur’an juga mengajarkan supaya manusia tetap suci, dengan berada pada jalan yang baik. Manusia harus berbakti kepada Allah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala laranggan-Nya, karena Allah lah manusia itu ada dan Allah lah yang menciptakan seluruh alam jagat raya ini beserta dengan isinnya. Semuannya ada dalam kandungan Al-Qur’an.






D.    DAFTAR PUSTAKA

Aziz, ali. Dan subandi bambang. 2011. Pengetahuan dasar Al-Qur’an. Surabaya: imtiyaz
Hasan, ali. 2000. Studi islam dan As-sunnah. Jakarta: srigunting
Hakim, atang. Dan jaih mubarok. 2010. Metodologi studi islam. Bandung: remaja rosdakarya
Hadhiri,choiruddin. 2005. Klasifikasi kandungan Al-Qur’an. Jakarta: gema insani
Khalil,manna. 2007. Studi ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: PT pustaka litera antar nusa
Sholeh, shonhaji. 2010. Pengantar studi islam. Surabaya: sunan ampel press
Zaini, syahminan. 1996. Isi pokok ajaran Al-Qur’an jakarta: radar jaya



















STUDI AL-QUR’AN
Makalah
Di ajukan untuk memenuhi tugas makalah pada mata kuliah Study Al-Qur’an



Dosen pembimbing
Prof. Dr. Moh. Ali Aziz M. Ag
Oleh
Sindy wulandari    B35211076

PRODI SOSIOLOGI 2/E3
FAKULTAS DAKWAH
IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2011/2012

emo

emo emo emo emo